Menikahi Pria Misterius

Kado Arloji Pemberian Dari Cucu Kedua 



Kado Arloji Pemberian Dari Cucu Kedua 

0Xu Jing tersenyum lembut, "Kakak Ipar, jangan banyak menuntutnya. Sebagai orang tua, lebih baik yang kita harapkan adalah bisa melihat anak-anak kita sehat. Meskipun Yiyi sudah menikah dengan Xiao Yebai, dia tetaplah masih anak kecil."     
0

"Dia berusia dua puluh tahun, satu tahun lebih tua dari Yunyao, tapi lihat betapa bijaksananya Yunyao." Mo Yaoxiong membandingkan anaknya dengan Xu Yunyao.     

"Sejak kecil Yunyao hidup dengan sudah susah. Ini salahku, aku belum bisa memberikan dia kehidupan yang layak, sehingga dia dewasa sebelum waktunya." Xu Jing menghela nafas.     

"Jangan salahkan dirimu sendiri. Kamu juga tidak bisa memaksakan diri untuk menikah.     

"Iya."     

…...     

Siang harinya.     

Setelah Mo Weiyi dan Xiao Yebai meninggalkan rumah sakit, mereka langsung menuju ke restoran milik keluarganya sendiri, yaitu Di Hong.     

Mengingat hari ini adalah Perayaan Musim Gugur, restoran itu memasang harga yang sangat tinggi, tapi tetap saja sangat penuh dengan orang.     

Tak disangka Mo Weiyi bertemu dengan seseorang yang sudah sangat lama tidak ia temui.     

"Kakak Jingyi?" Mo Weiyi terkejut.     

Chu Jingyi sudah bertahun-tahun berada di luar negeri dan dia jarang pulang, jadi pertemuan itu membuat Mo Weiyi sekarang sangat terkejut..     

Saat ini sudah memasuki akhir September, cuaca sudah mulai dingin, tapi Chu Jingyi masih mengenakan gaun merah tipis. Dia terlihat seperti sedang menunggu seseorang.     

"Yiyi?" Chu Jingyi juga terkejut. Dia melirik pria jangkung dan acuh tak acuh di samping Mo Weiyi, lalu mengangkat alisnya dan tersenyum, "Aku tidak menyangka kalian masih terlihat sangat mesra."     

"Kami selalu mesra kok." Mo Weiyi tersenyum, "Apa kamu sedang menunggu seseorang?"     

Chu Jingyi mengangguk, lalu melihat ke belakang mereka, "mereka sudah datang."     

"Yo." Terdengar suara dari seorang pria yang familiar di telinga Mo Weiyi, "Beruntung sekali aku bisa bertemu dengan bos restoran ini."     

Ternyata itu adalah Chu Xiuhuang.     

Seketika itu juga Mo Weiyi merasa sangat bersalah, terutama ketika Xiao Yebai sedang berada di sisinya.     

"Tuan Putri." Kata Chu Xiuhuang, "Apa yang kamu lakukan beberapa waktu yang lalu, benar-benar membuat kakekku sangat bahagia."     

"Ah Huang, apa maksudmu?" ​​Chu Jingyi memandang Mo Weiyi.     

Chu Jingyi tahu adiknya dan Mo Weiyi hampir bertunangan dua tahun lalu.     

Saat itu, dia sudah bersiap-siap pulang ke Tiongkok untuk menghadiri pesta pertunangan mereka. Siapa sangka ternyata pertunangan mereka dibatalkan dan gadis ini justru menikah dengan Xiao Yebai, anak angkat Keluarga Mo.     

Xiao Yebai sama sekali tidak berbicara, dia hanya menatap Mo Weiyi.     

Mo Weiyi merasakan tatapan tajam suaminya dan mengganti topik pembicaraan dengan patuh, "Apa Kakek Chu sehat?"     

"Sehat, aku juga memberikannya..." Chu Xiuhuang mengatakan kata demi kata, "sebuah jam tangan."     

"Jadi benar kamu yang membeli arloji seharga dua juta yuan untuk kakek?" Tanya Chu Jingyi.     

"Iya." Chu Xiuhuang tersenyum merendahkan, matanya yang indah dan panjang menatap dengan sinis, "Awalnya jam tangan itu dimaksudkan sebagai hadiah ulang tahun untuk Direktur Xiao."     

"Bagaimana ceritanya?" Chu Jingyi bingung.     

"Sudahlah, aku tidak mau membahasnya" Chu Xiuhuang berbalik arah, "Wanita dengan rambut panjang memang mudah menjadi sedikit bodoh, tapi kalian berdua bodoh dan imut."     

Chu Jingyi mengerutkan kening dan buru-buru mengikuti adiknya.     

"Dasar pria tidak berguna!" Kata Mo Weiyi dalam hati dengan kesal.     

"Memangnya kenapa dengan rambut panjangku?"     

"Dia bahkan menghinaku bodoh!"     

"Dia sengaja membuat orang salah paham dengan berbicara yang tidak jelas!"     

"Ada apa?" Terdengar suara datar dan lembut seorang pria.     

Mo Weiyi mengangkat kepalanya dan melihat suaminya sedang menatapnya.     

Lensa kacamata yang dipakai Xiao Yebai membuatnya terlihat tampak jauh lebih lembut, tapi ini hanya penampilan.     

Mo Weiyi segera memeluk lengan suaminya untuk menyenangkannya, "Tidak apa-apa, ayo kita makan malam dulu."     

Xiao Yebai tidak bergerak, dia masih menatapnya dengan tenang.     

"Aku sangat lapar, rasanya aku bisa mati kelaparan sekarang..." Mo Weiyi mulai bersikap manja untuk mengalihkan perhatian dari kejadian yang baru saja terjadi.     

Lagi pula, tidak ada pria yang ingin diberi hadiah ulang tahun oleh pria lain yang ingin merebut pacar atau istri mereka. Ini sama saja dengan pria itu hanya ingin membuat suasana menjadi panas.     

"Tepat sekali." Mo Weiyi merasa bahwa Chu Xiuhuang benar-benar pria brengsek.     

"Fiuh, menjadi gadis cantik yang memiliki banyak penggemar bukanlah hal yang menyenangkan."     

Xiao Yebai berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan, Mo Weiyi buru-buru mengikutinya.     

Mereka mulai memesan makanan, tak lama kemudian pelayan datang untuk mengantarkan pesanan mereka. Setelah itu mereka membayar dan langsung meninggalkan restoran itu.     

Selama makan malam itu, Xiao Yebai sama sekali tidak berbicara..     

Mo Weiyi tidak merasa ada yang salah, tapi dia senang karena tidak bertemu dengan bajingan itu lagi.     

Setelah masuk ke dalam mobil, awalnya Mo Weiyi berharap mereka bisa berkeliling mengitari kota sebentar, tapi Xiao Yebai langsung mengarahkan mobil menuju tempat lain.     

Mo Weiyi tidak banyak bertanya karena dia merasa bersalah, sampai mobil benar-benar melaju kembali ke Vila Li Shui Wan…     

"Xiaobai, kenapa kita langsung pulang?" Tanya Mo Weiyi terkejut.     

Xiao Yebai masih tidak berbicara, dia turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam vila.     

Mo Weiyi tidak punya pilihan selain terus mengikuti suaminya dengan tongkat kecil untuk membantunya berjalan.     

Xiao Yebai langsung duduk di sofa ruang tamu lalu bertanya dengan nada dingin, "Sekarang katakan padaku."     

"Apa?"     

"Sekarang jelaskan padaku apa maksud perkataannya tadi."     

Mo Weiyi tercengang.     

Dia melihat wajah suaminya yang biasanya tidak menunjukkan ekspresi sekarang terlihat tegang, seolah-olah... "Dia sedang marah?"     

"Dan dia marah sejak dari restoran."     

"Apa dia marah karena…"     

"Xiaobai, apa kamu cemburu?"     

Entah mengapa Mo Weiyi tiba-tiba merasa seperti ada gelembung berwarna pelangi bertiup di hatinya dan dia malah merasa senang ketika mengetahui kemungkinan itu.     

Terutama Xiao Yebai langsung memalingkan wajahnya ketika mendapat pertanyaan seperti itu.     

Meskipun gerakan Xiao Yebai cepat, meskipun dia masih mengenakan kacamata, dan meskipun ekspresi wajahnya masih datar, Mo Weiyi sekilas dapat melihat emosi yang tertahan dalam tatapan suaminya itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.